Jepang terdiri dari 6.852 pulau[10] yang menjadikanya sebagai negara kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido,Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di
keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan
sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang
berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada
di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah
metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang.
Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini.
Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan
sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan
memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.
Sebagai negara maju di bidang ekonomi,[11] Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa, G8, OECD, danAPEC. Jepang memiliki
kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen seperti
AEGIS serta skuat armada besarkapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada
di peringkat ke-4 negara
pengekspor terbesar dan peringkat
ke-6 negara
pengimpor terbesar di dunia.
Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia
menurut perkiraan PBB.[12] Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di
bidang telekomunikasi, permesinan, dan robotika.
·
Etimologi
Jepang disebut Nippon atau Nihon dalam bahasa Jepang. Kedua kata ini ditulis dengan huruf kanji yang sama, yaitu 日本 (secara harfiah: asal-muasal matahari). Sebutan Nippon sering digunakan dalam urusan
resmi, termasuk nama negara dalam uang Jepang, prangko, dan pertandinganolahraga internasional. Sementara itu, sebutan Nihon digunakan
dalam urusan tidak resmi seperti pembicaraan sehari-hari.
Kata Nippon dan Nihon berarti
"negara/negeri matahari terbit". Nama ini disebut dalam korespondensi Kekaisaran Jepang dengan Dinasti Sui di Cina, dan merujuk kepada letak Jepang yang berada di
sebelah timur daratan Cina. Sebelum Jepang memiliki hubungan dengan Cina,
negara ini dikenal sebagai Yamato (大和).[13] Di Cina pada zaman Tiga Negara, sebutan untuk Jepang adalah negara Wa (倭).
Dalam bahasa Cina dialek Shanghai yang termasuk salah satu dialek Wu, aksara
Cina 日本 dibaca sebagai Zeppen ([zəʔpən]).
Dalam dialek Wu, aksara 日 secara
tidak resmi dibaca sebagai [niʔ] sementara secara resmi dibaca sebagai [zəʔ].
Dalam beberapa dialek Wu Selatan, 日本 dibaca
sebagai [niʔpən] yang mirip dengan nama dalam bahasa Jepang.
Kata Jepang dalam bahasa Indonesia kemungkinan berasal dari bahasa Cina,
tepatnya bahasa Cina dialek Wu tersebut. Bahasa Melayu kuno juga menyebut negara ini
sebagai Jepang (namun ejaan bahasa Malaysia sekarang: Jepun). Kata
Jepang dalam bahasa Melayu ini kemudian dibawa ke Dunia Barat oleh
pedagang Portugis, yang mengenal sebutan ini ketika berada
di Malaka pada abad ke-16. Mereka lah yang pertama kali
memperkenalkan nama bahasa Melayu tersebut ke Eropa. Dokumen tertua dalam
bahasa Inggris yang menyebut tentang Jepang adalah sepucuk surat dari tahun
1565, yang di dalamnya bertuliskan kata Giapan.[14]
Sejarah
Prasejarah
Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba setidaknya 600.000 tahun yang lalu, pada
masa Paleolitik Bawah. Setelah beberapa zaman es yang terjadi pada masa jutaan tahun yang lalu, Jepang
beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan darat
(dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinanKyushu di selatan),
sehingga memungkinkan perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang dari wilayah yang kini merupakan Republik
Rakyat Tiongkok dan Korea. Zaman Paleolitik
Jepang menghasilkan peralatan bebatuan yang telah dipoles yang pertama di
dunia, sekitar tahun 30.000 SM.
Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang
lebih hangat, kebudayaan Jomon muncul pada
sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan pembuatan kerajinan tembikar terawal di dunia. Diperkirakan bahwa
penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan suku Ainu masa kini.
Dimulainya periode Yayoi pada
sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi baru seperti
bercocok tanam padi di sawah yang berpengairan dan teknik pembuatan perkakas dari besi dan perunggu yang dibawa serta migran-migran dari Cina atau Korea.
Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam
naskah sejarah klasik, Buku Han yang ditulis tahun 111. Setelah periode
Yayoi disebut periode Kofun pada sekitar tahun 250, yang bercirikan
didirikannya negeri-negeri militer yang kuat. Menurut Catatan Sejarah Tiga Negara, negara paling berjaya di kepulauan Jepang
waktu itu adalah Yamataikoku.
Zaman Klasik
Bagian sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai
pada abad ke-5 dan abad ke-6 Masehi, saat sistem
tulisan Cina, agama Buddha, dan kebudayaan Cina lainnya dibawa masuk ke Jepang dari
Kerajaan Baekje di Semenanjung Korea.
Perkembangan selanjutnya Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian besar
dipengaruhi oleh Buddhisme Cina.[15] Walaupun awalnya kedatangan agama Buddha ditentang penguasa yang menganut Shinto, kalangan yang
berkuasa akhirnya ikut memajukan agama Buddha di Jepang, dan menjadi agama yang
populer di Jepang sejak zaman Asuka.[16]
Melalui perintah Reformasi Taika pada tahun 645, Jepang menyusun ulang
sistem pemerintahannya dengan mencontoh dari Cina. Hal ini membuka jalan bagi
filsafat Konfusianisme Cina untuk menjadi dominan di Jepang
hingga abad ke-19.
Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan yang
tersentralisasi. Ibu kota dan istana kekaisaran berada di Heijo-kyo(kini Nara). Pada zaman Nara, Jepang secara terus
menerus mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina. Salah satu
pencapaian terbesar sastra Jepang pada zaman Nara adalah selesainya buku
sejarah Jepang yang disebut Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720).[17]
Pada tahun 784, Kaisar Kammu memindahkan ibu kota ke Nagaoka-kyō, dan berada di sana hanya selama 10 tahun. Setelah itu, ibu
kota dipindahkan kembali keHeian-kyō (kini Kyoto). Kepindahan ibu kota
ke Heian-kyō mengawali periode Heian yang merupakan masa keemasan kebudayaan
klasik asli Jepang, terutama di bidang seni, puisi dan sastra Jepang. Hikayat Genji karya Murasaki Shikibu dan lirik lagu kebangsaan Jepang Kimi ga Yo berasal dari periode Heian.[18]
Zaman Pertengahan
Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman feodalisme yang ditandai oleh perebutan kekuasaan antarkelompok
penguasa yang terdiri dari ksatria yang disebut samurai. Pada tahun 1185, setelah menghancurkan klan Taira yang merupakan klan sainganklan Minamoto, Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai shogun, dan menjadikannya
pemimpin militer yang berbagi kekuasaan dengan Kaisar. Pemerintahan militer
yang didirikan Minamoto no Yoritomo disebut Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada
di Kamakura (di sebelah selatan Yokohama masa kini). Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hōjō membantu keshogunan sebagai shikken, yakni semacam adipati bagi para shogun. Keshogunan Kamakura berhasil menahan
seranganMongol dari wilayah Cina kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan
1281. Meskipun secara politik terbilang stabil, Keshogunan Kamakura
akhirnya digulingkan oleh Kaisar Go-Daigo yang memulihkan kekuasaan di tangan
kaisar. Kaisar Go-Daigo akhirnya digulingkan Ashikaga Takauji pada 1336.[19] Keshogunan Ashikaga gagal membendung
kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (daimyo) dan pecah perang saudara pada tahun 1467 (Perang Ōnin) yang mengawali masa satu abad yang diwarnai peperangan
antarfaksi yang disebut masa negeri-negeri saling berperang atau periode Sengoku.[20]
Pada abad ke-16, para pedagang dan misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba untuk pertama kalinya
di Jepang, dan mengawali pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara
Jepang dan Dunia Barat (Perdagangan
dengan Nanban). Orang Jepang
menyebut orang asing dari Dunia Barat sebagai nambanyang berarti
orang barbar dari selatan.
Oda Nobunaga menaklukkan daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai
teknologi Eropa dan senjata api. Nobunaga hampir berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh
dalam Peristiwa Honnōji 1582. Toyotomi Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan
dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun 1590. Hideyoshi berusaha menguasai
Korea, dan dua kali melakukan invasi ke Korea, namun gagal setelah kalah dalam pertempuran melawan
pasukan Korea yang dibantu kekuatan Dinasti Ming. Setelah Hideyoshi wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari
Semenanjung Korea pada tahun 1598.[21]
Sepeninggal Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama Toyotomi Hideyori mewarisi kekuasaan sang ayah. Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati
bagi Hideyori untuk mengumpulkan dukungan politik dan militer dari
daimyo-daimyo lain. Setelah mengalahkan klan-klan pendukung Hideyori
dalam Pertempuran Sekigahara tahun 1600, Ieyasu diangkat sebagai
shogun pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan Ieyasu di Edo(kini Tokyo) disebut Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa curiga terhadap kegiatan
misionaris Katolik, dan melarang segala hubungan dengan
orang-orang Eropa. Hubungan perdagangan dibatasi hanya dengan pedagang Belanda di Pulau Dejima, Nagasaki. Pemerintah Tokugawa juga menjalankan berbagai kebijakan
seperti undang-undang buke shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah.
Pada tahun 1639, Keshogunan Tokugawa mulai menjalankan kebijakan sakoku ("negara tertutup") yang berlangsung selama dua
setengah abad yang disebut periode Edo. Walaupun menjalani periode isolasi, orang Jepang terus
mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia Barat. Di Jepang, ilmu dari buku-buku Barat
disebut rangaku (ilmu belanda) karena berasal dari
kontak orang Jepang dengan enklave orang Belanda di Dejima, Nagasaki. Pada
periode Edo, orang Jepang juga memulai studi tentang Jepang, dan menamakan
"studi nasional" tentang Jepang sebagai kokugaku.[22]
Zaman Modern
Pada 31 Maret 1854, kedatangan Komodor Matthew Perry dan "Kapal Hitam" Angkatan
Laut Amerika Serikat memaksa Jepang
untuk membuka diri terhadap Dunia Barat melalui Persetujuan Kanagawa. Persetujuan-persetujuan selanjutnya dengan
negara-negara Barat pada masa Bakumatsumembawa Jepang ke dalam krisis ekonomi dan politik. Kalangan
samurai menganggap Keshogunan Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan
pemberontakan hingga pecah Perang Boshin tahun 1867-1868. Setelah Keshogunan
Tokugawa ditumbangkan, kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (Restorasi Meiji) dan sistem
domain dihapus. Semasa Restorasi
Meiji, Jepang mengadopsi sistem politik, hukum, dan militer dari Dunia Barat.Kabinet Jepang mengatur Dewan Penasihat Kaisar, menyusun Konstitusi Meiji, dan membentuk Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji mengubahKekaisaran Jepang menjadi negara industri modern dan
sekaligus kekuatan militer dunia yang menimbulkan konflik militer ketika
berusaha memperluas pengaruh teritorial di Asia. Setelah mengalahkan Cina dalam Perang Sino-Jepang dan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang, Jepang menguasai Taiwan, separuh dari Sakhalin, dan Korea.[23]
Pada awal abad ke-20, Jepang mengalami "demokrasi Taisho" yang dibayang-bayangi bangkitnya ekspansionisme dan militerisme Jepang. SemasaPerang Dunia I, Jepang berada di pihak Sekutu yang menang, sehingga Jepang dapat
memperluas pengaruh dan wilayah kekuasaan. Jepang terus menjalankan politik
ekspansionis dengan menduduki Manchuria pada tahun 1931. Dua tahun kemudian, Jepang keluar
dari Liga Bangsa-Bangsasetelah mendapat kecaman internasional atas pendudukan Manchuria. Pada
tahun 1936, Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern denganJerman Nazi, dan bergabung bergabung bersama Jerman dan Italia
membentuk Blok Poros pada tahun 1941[24]
Pada tahun 1937, invasi Jepang ke Manchuria memicu terjadinya Perang
Sino-Jepang Kedua (1937-1945) yang
membuat Jepang dikenakan embargo minyak oleh Amerika Serikat[25] Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan Angkatan
Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Serangan Pearl Harbor menyeret AS ke
dalam Perang Dunia II. Setelah kampanye militer yang panjang
di Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang
dimilikinya pada awal perang. Amerika Serikat melakukan pengeboman strategis
terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota besar lainnya. Setelah AS
menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 (Hari
Kemenangan atas Jepang).[26]
Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di
wilayah jajahan Jepang. Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang
diduduki Jepang di bawah slogan Kemakmuran Bersama
Asia. Hampir semua
industri dan infrastruktur di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu
melakukan repatriasi besar-besaran etnik Jepang dari negara-negara Asia yang pernah diduduki Jepang.[27] Pengadilan Militer Internasional untuk Timur
Jauh yang
diselenggarakan pihak Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya
hukuman bagi sejumlah pemimpin Jepang yang terbukti bersalah melakukan kejahatan perang.
Pada tahun 1947, Jepang memberlakukan Konstitusi Jepang yang baru. Berdasarkan konstitusi baru,
Jepang ditetapkan sebagai negara yang menganut paham pasifisme dan mengutamakan praktik demokrasi liberal. Pendudukan AS terhadap Jepang secara resmi
berakhir pada tahun1952 dengan ditandatanganinya Perjanjian
San Francisco.[28] Walaupun demikian, pasukan AS tetap
mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya di Okinawa. Perserikatan
Bangsa-Bangsa secara secara
resmi menerima Jepang sebagai anggota pada tahun 1956.
Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi
terbesar nomor dua di dunia, dengan rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 10% per tahun selama empat
dekade. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal tahun 1990-an setelah jatuhnya ekonomi gelembung.[29]
Politik
Parlemen
Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan
Kaisar Jepang diatur dalamkonstitusi sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat".
Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di
tangan rakyat Jepang.[30] Kaisar Jepang bertindak sebagai kepala negara dalam urusan diplomatik.
Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris. Parlemen
Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari 480
anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat
setiap 4 tahun sekali atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi
Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang memiliki masa jabatan 6 tahun, dan
dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang berusia 20 tahun ke atas
memiliki hak untuk memilih.[11]
Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah
salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat Liberal(LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993.
Pada tahun itu terbentuk pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai
oposisi. Partai oposisi terbesar di Jepang adalah Partai
Demokratik Jepang.[31]
Perdana Menteri Jepang adalah kepala pemerintahan. Perdana Menteri diangkat melalui pemilihan
di antara anggota Parlemen.[32] Bila Majelis Rendah dan
Majelis Tinggi masing-masing memiliki calon perdana menteri, maka calon dari
Majelis Rendah yang diutamakan. Pada praktiknya, perdana menteri berasal dari
partai mayoritas di parlemen. Menteri-menteri kabinet diangkat oleh Perdana
Menteri. Kaisar Jepang mengangkat Perdana Menteri berdasarkan keputusan
Parlemen Jepang[33], dan memberi persetujuan atas
pengangkatan menteri-menteri kabinet.[34] Perdana Menteri memerlukan dukungan dan kepercayaan dari
anggota Majelis Rendah untuk bertahan sebagai Perdana Menteri.
Keluarga kekaisaran
Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko (tampak
tengah), serta Pangeran Naruhito dan istri (di sebelah kanan).
Kaisar Akihito adalah Kaisar Jepang yang sekarang.
Kaisar Akihito naik takhta sebagai kaisar ke-125 setelah ayahandanya,
Kaisar Hirohito mangkat pada 7 Januari 1989. Upacara
kenaikan tahta Kaisar Akihito dilangsungkan pada 12 November 1990.[35] Putra Mahkota Naruhito, menikah dengan Putri Mahkota Masako yang berasal dari kalangan rakyat biasa, dan dikaruniai
anak perempuan bernama Aiko (Putri Toshi). Adik dari Putra Mahkota Naruhito bernama Pangeran Akishino, menikah dengan Kiko Kawashima yang juga berasal dari rakyat biasa.
Pangeran Akishino memiliki dua anak perempuan (Putri Mako dan Putri Kako),
serta anak laki-laki bernama Pangeran Hisahito.
Geografi
Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di
pesisir Lautan Pasifik di timur benua Asia. Istilah Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari
utara ke selatan, Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu, serta Kepulauan Ryukyu yang berada di selatan Kyushu. Sekitar
70% hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri dari pegunungan yang berhutan-hutan,[36][37] dan cocok untuk pertanian, industri, serta permukiman. Daerah
yang curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah longsor akibat gempa
bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu, permukiman
penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah satu negara berpenduduk terpadat di dunia.[38]
Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi
sering dialami Jepang karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng tektonik. Gempa bumi yang merusak sering menyebabkan tsunami. Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.[39] Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir
ini di Jepang adalah Gempa bumi Chūetsu
2004 dan Gempa
bumi besar Hanshin tahun 1995.
Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki banyak sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah dibangun sebagai daerah
tujuan wisata.[40]
Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan pembagian empat
musim yang jelas. Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok
antara wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan.[41] Pada musim dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju,
namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga
dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan Pasifikpada musim dingin, dan sebaliknya pada musim
panas.
Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:
·
Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan
musim dingin yang panjang dan membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju banyak turun ketika musim dingin.
·
Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut
membawa salju yang sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik. Walaupun
demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi sangat tinggi akibat
fenomena angin fohn.
·
Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan
perbedaan suhu rata-rata musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu
antara malam hari dan siang hari juga sangat mencolok.
·
Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim, sehingga kawasan ini
sepanjang tahun beriklim sedang.
·
Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang
mengalami musim dingin yang sangat dingin, namun tidak banyak turun salju.
Sebaliknya, musim panas menjadi begitu lembap akibat tiupan angin musim dari
tenggara.
·
Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk
Kepulauan Ryukyu beriklim subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang
tinggi sepanjang musim panas. Presipitasi sangat tinggi, terutama selama musim
hujan. Taifun sangat sering terjadi.
Musim
hujan dimulai lebih
awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan musim hujan bergerak ke
utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum mencapai Hokkaido. Di sebagian
besar wilayah Honshu, awal musim hujan dimulai pertengahan Juni dan berlangsung
selama enam minggu. Taifun sering terjadi sepanjang September dan Oktober.
Penyebabnya adalah tekanan tropis di garis khatulistiwa yang bergerak dari
barat daya ke timur laut, dan sering membawa hujan yang sangat lebat.[41]
Hubungan luar negeri
Jepang memiliki hubungan ekonomi dan militer yang erat
dengan Amerika Serikat, dan menjalankan kebijakan luar negeri berdasarkan pakta keamanan Jepang-AS.[43] Sejak diterima menjadi anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa pada tahun 1956,
Jepang telah sepuluh kali menjadi anggota tidak tetapDewan Keamanan PBB, termasuk tahun 2009-2010.[44] Jepang adalah salah satu negara G4 yang sedang
mengusulkan perluasan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.[45] Sebagai negara anggota G8, APEC, ASEAN Plus 3,
dan peserta Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, Jepang aktif dalam hubungan internasional
dan mempererat persahabatan Jepang dengan negara-negara lain di seluruh dunia.
Pakta pertahanan dengan Australia ditandatangani pada Maret 2007,[46] dan dengan India pada Oktober
2008.[47] Pada tahun 2007, Jepang adalah negara donor Bantuan
Pembangunan Resmi (ODA) terbesar
kelima di dunia.[48] Negara penerima bantuan ODA terbesar dari Jepang adalah
Indonesia, dengan total bantuan lebih dari AS$29,5 miliar dari tahun 1960
hingga 2006.[49]
Jepang bersengketa dengan Rusia mengenai Kepulauan
Kuril[50] dan dengan Korea Selatan mengenai Batu Liancourt[51]. Kepulauan Senkaku yang di bawah pemerintahan Jepang
dipermasalahkan oleh Republik
Rakyat Tiongkok dan Taiwan.[52]
Pasal
9 Konstitusi Jepang berisi penolakan
terhadap perang dan penggunaan kekuatan bersenjata untuk menyelesaikan
persengketaan internasional. Pasal 9 Ayat 2 berisi pelarangan kepemilikan
angkatan bersenjata dan penolakan atas hak keterlibatan dalam perang.[53][54] Jepang memiliki Pasukan Bela Diri yang berada di bawah Kementerian Pertahanan, dan terdiri dariAngkatan Darat Bela Diri Jepang (JGSDF), Angkatan Laut Bela Diri Jepang (JMSDF), dan Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF). Pada tahun 1991, kapal penyapu ranjau Angkatan Laut Bela Diri Jepang ikut
membersihkan ranjau laut di Teluk Persia (lepas pantai Kuwait) bersama kapal
penyapu ranjau dari delapan negara.[55][56] Atas permintaan Pemerintahan Transisi PBB di Kamboja (1992-1993), Jepang mengirimkan pengamat
gencatan senjata, pemantau pemilihan umum, polisi sipil, dan dukungan logistik
seperti perbaikan jalan dan jembatan.[57] Di Irak, pasukan nontempur Jepang membantu misi
kemanusiaan dan kegiatan rekonstruksi infrastruktur mulai Desember 2003 hingga
Februari 2009.[58][59][60]
Pembagian daerah administratif
Jepang terdiri dari 47 prefektur, masing-masing diawasi oleh
gubernur, birokrasi legislatif dan administratif. Setiap prefektur dibagi lagi
menjadi kota, kota dan desa.[61] Negara ini sedang mengalami reorganisasi administrasi dengan menggabungkan banyak kota besar,
kota kecil dan desa dengan satu sama lain. Proses ini akan mengurangi jumlah
wilayah administratif sub-prefektur dan diharapkan dapat memotong biaya
administrasi.[62]
Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut
ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat
diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan
Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan
sebagai tenaga pengajar di Jepang.[63] Pada awal periode Meiji,
pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi
kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual
kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada
periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.[63]
Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an
sering disebut "keajaiban ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5%
pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an.[63] Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan
barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca
perdagangan yang mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah
ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985, dolar AS mengalami depresiasi
terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5%
agar produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi
kemerosotan volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi
surplus likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi
menyebabkan harga saham dan realestat terus meningkat, dan berakibat pada penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya
"mitos tanah" bahwa harga tanah tidak akan jatuh.[29] Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an akibat kebijakan uang ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat diskonto
resmi menjadi 6%.[29]Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan
tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-rata
Nikkei dan harga tanah
jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990.[29] Pertumbuhan ekonomi mengalami
stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya
1,7% sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan
harga aset pada 1980-an. Institusi keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang
dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan
ekonomi hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global pada tahun 2000.[64]
Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang bersama Jerman dan Korea Selatan adalah 3 negara yang pernah mencatatkan
diri sebagai negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang
sejarah dunia,[65] dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun.[65], dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS danRepublik
Rakyat Tiongkok dalam keseimbangan kemampuan berbelanja.[66] Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi.[67] Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di
bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan.[64] Sebesar tiga perempat dari produk domestik bruto Jepang
berasal dari sektor jasa.
Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta
orang.[68] Tingkat pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati
urutan ke-19 dalam produktivitas tenaga kerja.[69] Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam
terbesar di dunia.Toyota Motor, Mitsubishi
UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph & Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation, dan Sumitomo
Mitsui Financial adalah 10 besar
perusahaan Jepang pada tahun 2008.[70] Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik
terbesar di dunia (data tahun 2006).[71] Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari
225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo
disebut Nikkei 225.[72]
Dalam Indeks
Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati
peringkat ke-12, dan termasuk salah satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana.Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang
saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat
buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep lokal,
seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan
pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.[73][74] Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan
besar-besaran dan pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur
hidup mulai ditinggalkan.[75][76] Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen
seperti The Toyota Way. Aktivisme
pemegang saham sangat jarang.[77] Dalam Indeks
Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati
urutan ke-5 negara paling laissez-faire di antara 41 negara Asia Pasifik.[78]
Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar Jepang tahun 2006
adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Tiongkok 14,3%, Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat
transportasi,kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.[64] Negara sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006
adalah Tiongkok20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan
perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk industri.[64]
Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia
(senilai AS$ 14 miliar).[79] Jepang berada di peringkat ke-6
setelah RRT, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus
menurun sejak 1996.[80][81]
Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun
seusai Perang Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50%
angkatan kerja berada di bidang pertanian. Sepanjang "masa keajaiban
ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang pertanian terus menyusut hingga
sekitar 4,1% pada tahun 2008.[82] Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani
komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga
petani pengusaha.[83] Sebagian besar angkatan kerja pertanian sudah berusia
lanjut, sementara angkatan kerja usia muda hanya sedikit yang bekerja di bidang
pertanian.[84][85]
Diperkirakan oleh pengamat ekonomi bahwa, Jepang bersama Korea Selatan, India dan RRT akan benar-benar
mendominasi dunia pada tahun 2030 dan mematahkan dominasi barat atas
perekonomian dunia.
Demografi
Pemandangan perempatan Shibuya pada malam hari. Perempatan Shibuya
dikenal sangat ramai dengan penyeberang jalan.
Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127,614 juta orang
(perkiraan 1 Februari 2009).[86] Masyarakat Jepang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing. Di antara sedikit
penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi,[87] Cina Zainichi, orang Filipina,orang Brazil-Jepang[88], dan orang Peru-Jepang.[89] Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat yang menjadi
ekspatriat di Jepang.[90]
Kewarganegaraan Jepang diberikan kepada bayi yang dilahirkan
dari ayah atau ibu berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang
yang wafat sebelum bayi lahir, atau bayi yang lahir di Jepang dengan ayah/ibu
tidak diketahui/tidak memiliki kewarganegaraan.[91] Suku bangsa yang paling dominan adalah penduduk asli yang
disebut suku Yamato dan kelompok minoritas utama yang terdiri dari penduduk
asli suku Ainu[92] danRyukyu, ditambah kelompok
minoritas secara sosial yang disebut burakumin.[93]
Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan
merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia.[94] Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak
dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun
2004, sekitar 19,5% dari populasi Jepang sudah berusia di atas 65 tahun.[95]
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah
sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan
meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih
untuk tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa.[96] Populasi Jepang dikhawatirkan akan merosot menjadi 100
juta pada tahun 2050 dan makin menurun hingga 64 juta pada tahun 2100.[95] Pakar demografi dan pejabat pemerintah kini dalam
perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah penurunan jumlah penduduk.[96] Imigrasi dan insentif uang untuk kelahiran bayi
sering disarankan sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang semakin menua.[97][98]
Perkiraan tertinggi jumlah penganut agama Buddha sekaligus Shinto adalah 84-96%
yang menunjukkan besarnya jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama
tersebut.[11][99] Walaupun demikian, perkiraan tersebut hanya didasarkan
pada jumlah orang yang diperkirakan ada hubungan dengan kuil, dan bukan jumlah
penduduk yang sungguh-sungguh menganut kedua agama tersebut.[100] Professor Robert Kisala (dari Universitas Nanzan) memperkirakan hanya 30% dari penduduk Jepang
yang mengaku menganut suatu agama.[100]
Taoisme dan Konfusianisme dari Cina juga memengaruhi kepercayaan
dan tradisi Jepang. Agama di Jepang cenderung bersifat sinkretisme dengan hasil berupa berbagai macam tradisi, seperti orang
tua membawa anak-anak ke upacara Shinto, pelajar berdoa
di kuil Shinto meminta lulus ujian, pernikahan ala
Barat di kapel atau gereja Kristen, sementara pemakaman diurus oleh kuil Buddha. Penduduk beragama Kristen hanya minoritas sejumlah (2.595.397 juta atau 2,04%).[101]Kebanyakan orang Jepang mengambil sikap tidak peduli
terhadap agama dan melihat agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan mengatakan bahwa
mereka beragama Buddha hanya karena nenek moyang mereka
menganut salah satu sekte agama Buddha. Selain itu, di Jepang sejak pertengahan
abad ke-19 bermunculan berbagai sekte agama baru (Shinshūkyō) seperti Tenrikyo dan Aum Shinrikyo (atau Aleph).
Lebih dari 99% penduduk Jepang berbicara bahasa Jepang sebagai bahasa ibu.[86] Bahasa Jepang adalah bahasa aglutinatif dengan tuturan hormat (kata honorifik) yang mencerminkan
hirarki dalam masyarakat Jepang. Pemilihan kata kerja dan kosa kata menunjukkan
status pembicara dan pendengar. Menurut kamus bahasa Jepang Shinsen-kokugojiten, kosa kata dari Cina berjumlah
sekitar 49,1% dari kosa kata keseluruhan, kata-kata asli Jepang hanya 33,8%
dan kata serapan sekitar 8,8%.[102] Bahasa Jepang ditulis memakai aksara kanji, hiragana, dankatakana, ditambah huruf Latin dan penulisan angka Arab. Bahasa Ryukyu yang juga termasuk salah satu keluarga bahasa Japonik dipakai orang Okinawa, tapi hanya sedikit dipelajari anak-anak.[103] Bahasa Ainu adalah bahasa mati dengan hanya sedikit penutur asli yang sudah berusia lanjut di Hokkaido.[104] Murid sekolah negeri dan
swasta di Jepang hanya diharuskan belajar bahasa Jepang dan bahasa Inggris.[105]
|
Kota-kota besar di Jepang
|
|||||||
|
Kota
|
Prefektur
|
Populasi
|
|
|
Kota
|
Prefektur
|
Populasi
|
1
|
8.483.050
|
7
|
1.474.764
|
|||||
2
|
3.579.133
|
8
|
1.400.621
|
|||||
3
|
2.628.776
|
9
|
1.327.009
|
|||||
4
|
2.215.031
|
10
|
1.176.269
|
|||||
5
|
1.880.875
|
11
|
1.159.391
|
|||||
6
|
1.525.389
|
12
|
1.028.214
|
|||||
Sumber: Sensus 2005
|
Pendidikan
Pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi
diperkenalkan di Jepang pada 1872 sebagai hasil Restorasi Meiji.[106] Sejak 1947, program wajib
belajar di Jepang mewajibkan setiap warga negara untuk untuk bersekolah selama
9 tahun di Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama(dari usia 6 hingga 15
tahun). Di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke atas, tingkat melek huruf sebesar
99%, laki-laki: 99%; perempuan: 99% (2002).[107]
Hampir semua murid meneruskan ke Sekolah Menengah Atas, dan menurut MEXT sekitar 75,9% lulusan sekolah menengah atas pada tahun
2005 melanjutkan ke universitas, akademi, sekolah keterampilan, atau lembaga
pendidikan tinggi lainnya.[108] Pendidikan di Jepang sangat kompetitif,[109]khususnya dalam ujian masuk
perguruan tinggi. Dua peringkat teratas universitas di Jepang ditempati
oleh Universitas Tokyo dan Universitas Keio.[110]Dalam peringkat yang disusun Program Penilaian Pelajar Internasional dari OECD, pengetahuan dan keterampilan anak Jepang berusia 15 tahun
berada di peringkat nomor enam terbaik di dunia.[111]
budaya
Budaya Jepang mencakup interaksi antara budaya asli Jomon yang kokoh
dengan pengaruh dari luar negeri yang menyusul. Mula-mula Cina dan Korea banyak membawa
pengaruh, bermula dengan perkembangan budaya Yayoi sekitar 300 SM. Gabungan tradisi budaya Yunani dan India, memengaruhi seni dan
keagamaan Jepang sejak abad ke-6 Masehi, dilengkapi dengan pengenalan agama Buddha sekte Mahayana. Sejak abad ke-16, pengaruh Eropa menonjol,
disusul dengan pengaruh Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah
berakhirnya Perang Dunia II. Jepang turut mengembangkan budaya yang
original dan unik, dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar, persembahan (boneka bunraku, tarian tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi (permainan Jepang, onsen, sento, upacara minum teh, taman Jepang), serta makanan Jepang.
Kini, Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang
terbesar. Anime, manga, mode, film, kesusastraan, permainan video, dan musik Jepang menerima
sambutan hangat di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia yang lain.
Pemuda Jepang gemar menciptakan trend baru dan kegemaran
mengikut gaya mereka memengaruhi mode dan trend seluruh dunia. Pasar muda-mudi
yang amat baik merupakan ujian untuk produk-produk elektronik konsumen yang
baru, di mana gaya dan fungsinya ditentukan oleh pengguna Jepang, sebelum
dipertimbangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia.
Baru-baru ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya
yang bernilai: olahragawan. Popularitas pemain bisbol Jepang di Amerika Serikatmeningkatkan kesadaran warga negara Barat
tersebut terhadap segalanya mengenai Jepang.
Orang Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka.
Sebagian besar acara TV pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan
penghasilan makanan tradisional yang bermutu. Makanan Jepang mencetak nama di
seluruh dunia dengan sushi, yang biasanya dibuat dari pelbagai jenis
ikan mentah yang digabungkan dengan nasi dan wasabi. Sushi memiliki
banyak penggemar di seluruh dunia. Makanan Jepang bertumpu pada peralihan
musim, dengan menghidangkan mi dingin dan sashimi pada musim panas, sedangkan ramen panas dan shabu-shabu pada musim dingin.
Peringkat internasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar